Langsung ke konten utama

Chroma Eternity Story - Awal (Part 1)

Ini adalah kisahku setelah lulus dari sekolah menengah atas dan setelah pembubaran Rebel. Kami memutuskan untuk berpisah dan menggapai tujuan kami masing-masing, dan kelak jika kami bertemu kembali, kami akan bersaing untuk menentukan siapa yang terbaik dari kami.

Game yang aku mainkan dulu Heva Online, telahku uninstall sebagai gantinya aku meng-install game Mobile Legends, atau sering disingkat Mobleg. Mobleg adalah game bergenre real time strategi moba yang cukup banyak digemari oleh banyak kalangan saat ini. Aku memutuskan untuk mencoba permainan itu. Sekali, dua kali, dan seterusnya aku merasa cocok dengan game ini.
Setelah satu bulan aku bermain Mobleg aku dan adikku Axel memutuskan untuk membuat sebuah squad yang bernama Chroma.

Saat itu Chroma hanya beranggotakan 2 orang saja, aku dan adikku. Kami selalu mencoba mencari kombinasi-kombinasi dari setiap hero yang dapat melakukan instant kill. Kombinasi pertama kami adalah Kombinasi Tigreal dan Nana.
Tigreal adalah hero tank yang mempunyai skill vakuum AOE atau area sedangkan nana sendiri adalah hero berole support yang memiliki skill disable yang mengjengkelkan (ia dapat vodoo musuh menjadi seekor kucing). Nana pun memiliki skill area yang mampu membuat musuh terpental keatas, dikombinasikan oleh vakuum dari tigreal itu menjadi sebuah serangan yang dapat menguras health point lawan secara drastis.

Kombinasi nana dan tigreal tidak selalu berhasil. Kadang jika kami bertemu dengan lawan yang kuat kombinasi itu sering gagal, dikarenakan lawan telah mengantisipasi untuk lolos dari skill vakuum tigreal. Memang skill vakuum tigreal memiliki delay yang cukup lama untuk dilepaskan, mungkin sekitar 2 detik (ya 2 detik itu waktu yang lama di dalam game).

Kami terpaksa mencari kombinasi baru, Alice dan Alucard. 2 hero yang type vampire ini menjadi salah satu kombinasi andalan kami. hampir 90% kemenangan kami didapatkan melalui kombo Alulice sebutan dari kombinasi ini. Alice adalah mage yang merepotkan, iya dapat berteleportasi menggunakan skill 1 nya lalu melakukan disable menggunakan skill 2 nya dan untuk santapan terakhirnya adalah skill ultimate nya.

Alice dapat menghisap darah musuh yang ada di dekatnya. Dengan crowd controlling seperti itu, alucard yang memiliki jumping skill untuk menguras darah musuh. Skill alucard sendiri sebenarnya tidak terlalu istimewa hanya saja Axel memiliki kemampuan untuk meracik item yang cocok untuk digabungkan dengan Alice.


Kami memutuskan untuk menaikan rangking kami ke Grand Master, namun itu tidaklah mudah. Anggota squad saat itu hanya 2 orang, dan 3 orang lagi harus diisi oleh orang yang kami tidak kenal pola permainan nya. Saat pemilihan hero, itu lah dimana kita diuji untuk menjadi orang yang bijak atau egois. Tiga orang yang kami tidak kenal itu telah mengambil hero terlebih dahulu (seperti yang kuduga, mereka merasa pro, 3 marskman). Aku dan Axel memutuskan untuk menggunakan Alulice, no tank.

Permainan dimulai, 3 marksman Layla, Miya dan Bruno mereka bertiga menuju lane tengah. Menurut mereka itulah lane yang dapat membantu mereka cepat naik level (tidak juga). Jika aku dan Axel memilih lane yang berbeda, kita tidak akan bisa melakukan kombo dan keadaan akan menjadi 1 vs 2 di setiap lane kita. jadi kami memutuskan untuk tetap di lane yang sama, lane top.

Lawan kami adalah Eudora dan Minotaur, Burst damage mage dan tank yang cukup tebal. Seperti biasa kami bermain aman sampai level 4. Membunuh minion-minion yang lewat lalu farming ke jungle. Tidak ada yang aneh sampai dimana salah satu MM (marksman) kami dibunuh oleh Kagura musuh dan tower pertama kami di lane bawah hancur. Jujur saja saat itu aku ingin berkata kasar didepan muka mereka bertiga.

Setelah kami level 4 tanpa basa basi lagi aku melakukan inisiasi kepada musuh. Menggunakan skill 1 kepada eudora lalu teleportasi disertai stun skill 2 lalu setelah itu axel loncat untuk mengobak abik eudora bersamaan dengan dilepaskan nya ultimate dari alice tanpa perlu menunggu waktu lama Eudora mati ditangan kami berdua. Saat itu Minotaur mencoba untuk mencover nya hanya saja Rage Charge nya belum terisi penuh oleh karena itu ia tak bisa membantu banyak menahan serangan kami berdua.

Setelah Eudora dikalahkan Axel berpindah ke lane bottom, dimana saat itu tower ke dua kami sedang dihajar oleh saber dan layla. Setelah melihat kombinasi dari kita berdua tiga Marskman kita berpisah dari mid, mereka memutuskan agar layla saja yang ada di mid lane. Dan sisanya mereka jungling.
Permainan telah berlangsung selama 15 menit dengan kondisi 2 tower atas kami hancur,  3 tower tengah kami hancur dan tersisa 1 tower bawah. namun kondisi kill kami lah yang menang dengan score 20 vs 15 point. Saat itu 2 MM kami telat level dan sulit untuk meng-carry  tim kami. Namun Layla kami berhasil menjadi carry di saat yang tepat. Alucard dari axel pun jika sudah late game akan menjadi hero yang sangat menakutkan jadi dalam kata lain kami disini masih memiliki peluang untuk menang.

Bersambung...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perangkap Rutinitas

Assalamualaikum.. Bulan oktober ya... posting terakhir bulan juni itu juga dengan postingan yang ngak jelas. Akhir-akhir ini saya memang mengalami sedikit penurunan motivasi untuk melakukan sesuatu. Entah itu untuk menggambar, menulis, membuat program atau yang lain-lain tidak jelas apa penyebabnya mungkin karena faktor kejenuhan di dalam lingkungan. lurei.files.wordpress.com Hari demi hari selalu melakukan hal yang sama (layaknya seorang NPC), mungkin ini yang disebut dengan terjebak dalam rutinitas. Terjebak dalam rutinitas sangatlah berbahaya karena waktu akan berjalan sangat cepat dan tanpa kita sadari usia kita sudah bertambah tua tanpa menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dan saat kita telah sadar jika waktu yang kita lalui telah terbuang sia-sia hanya untuk rutinitas semata, disaat itulah kita ingin mengulang waktu. Berharap dapat merubah masa lalu dan melakukan hal-hal yang baru setiap saat. Tidak bisa, waktu selalu bergerak maju itu mutlak. Apa yang sa...

Akhir Ramadhan

Allahu akbar allahu akbar allahu akbar Laillahaillallahuallah hu akbar Allahuakbar walillahilham Gema nyaring suara takbir Diiringi genderang bedug Puji syukur tuhan semesta alam Karena mu aku sampai pada saat ini Dihari yang cerah nan ceria Lembar baru telah dibuka Bersih putih tanpa noda Rindu tiada tara wahai ramadhan Bisakah ku jumpa tahun depan Tuk perbaiki salah dan dosa Sedih menyayat jiwa Tak bisa sempurna ibadah ini Janji hanya bualan semata Perbaiki diri tak bisa Mohon maaf lahir dan batin minal aidin wal faidzin By : Azzli

Tanaka Asuka - Hibike Euphonium

Masih dengan virus Hibike Euphonium, kali ini saya ingin membahas karakter favorit di dalam series ini, Tanaka Asuka. Jujur saja saat kemunculan pertama nya di season 1 saya sudah mulai merasakan daya tariknya dari si senpai berkacamata ini. Kenapa ? Bukan hanya penampilan nya yang menurut saya cukup membuat kokoro ini ber doki-doki  tapi karena ia memiliki sifat yang menurut saya unik. Tanaka Asuka adalah anak kelas 3 yang masih bertahan di klub musik ini, posisinya di klub adalah wakil ketua, tetapi karisma nya dalam memimpin sebuah klub yang jumlah anggota nya tidak bisa disamakan dengan sebuah klub abal-abal yang hanya 5-7 orang ini membuat ia lebih pantas sebagai seorang ketua. Tetapi Asuka lebih memilih Haruka untuk memimpin klub. Tuh kan dari situ saja daya tarik nya sudah mulai muncul. Status nya sebagai kelas 3 membuat perangai nya menjadi ke "kakak"an bagi adik-adik kelas nya, ia digambarkan sebagai sosok yang jenius, pintar, serba bisa pokoknya ia adalah sosok...